Jumat, Juni 20, 2008

Rubbish Everybody Has A Bad Times... Don`t Give Up!




KESEMUANKU, LAKONKU

Kepedihan membakar matamu
Melayukan semua harap dan kobar cita
Raut mukamu tak lagi kukenal
Akar keluar semrawut dari kulit wajah
Kutahu banyak beban dibalik itu
Topeng hitam kembali kau pasang
Lakon keheningan, lagi, kau perankan
Sementara kau setting pancaran sinar fade out
Ayolah, peran itu menjemukan
Keluarkan emosi terhambat di dadamu
Gelorakan amarahmu pada senyum khas
Siram sayu mata itu dengan air positivisme
Memang sutradara hidupmu sedang sentimen
Tapi bisa saja kau berdiri di bibir panggung
Cabut Excalibur yang tertancap itu
Turunkan layar, tentukan sendiri peranmu
Ingat kata orang Ndableg; “Akulah dalang hidupku sendiri”
Tidak hanya itu
Kaulah lakon itu, setting itu, kostum itu, make up itu dan
segala tetek bengek itu… KEHIDUPAN MU!!

Fade out… layar tertutup

(Kajor, 6 Okt 2003 pada 01.01)














LINTAH LATAH MELATA

Proses manusiaku
Diawali melata di jalan, trotoar, stasiun
Merambat melalui debu, sampah dan tahi
Kesejatian belum lagi kutemui

Stagnasi roda jiwa total tak ubah
Sandang raga remuk oleh murka
Pangan? Ruh resah ini tak perlu!
Sebabnya di noktah hitam hanya hampa

Jika suatu saat tak lagi melata
Sebagian hidupku kan kurindu
Hingga detik ini kerinduan tak kunjung datang
Sebabnya aku masih melata….


(Ontorejo, 5 Okt 2003)











ASAL SAJA KAU TAHU

Malam belum lagi tua
Aku sudah keparat
Terhina oleh kenyataan
Terdampar pada sisi jalan, Malioboro

Jika benar ini kehidupan
Kenapa napas jalan tak terhembus
Jika benar ini kematian
Kenapa raga ini bergetar

Sebut saja ini maya
Ilusi kematian atas kenyataan
Sebut saja ini realiti
Getir, lagi, tak berasa
Asal saja KAU tau!
Cukup, selesaikan mainan ini!


(Malioboro, 2 Okt 2003)








SEKALI TEMPO

Sekali tempo
Sempat kulihat kau tertunduk
Sepatu lusuhmu tersaingi wajah dan rambut
Sangkakala memang belum terdengar, tapi
Sepi telah merambati jiwa kalut itu

Sekali tempo
Seraut wajahmu memerah, padam!
Siang tak lagi berperan, sebabnya
Sore, kutemui kau mengerang

Sekali tempo

Sempat kulihat kau tertunduk
Seraut wajahmu memerah, padam!
Sore, kutemui kau mengerang
Sepi telah merambati jiwa kalut itu

Sepatumu lusuh, Sekali tempo


(Kajor, 6 Okt 2003 pada 01.08)




SAAT SUARA MENJADI HANTU

Bosan aku dengan suara
Suara yang ada di kepala
Suara yang ada di telinga
Suara yang tak pernah bersuara sepi
Suara hanya dapat memaksa berputar
Suara yang tak pernah memberi petunjuk
Hanya memaksa untuk berputar… muak
Bosan aku dengan suara….
Dari yang ada dalam kepala hingga keluar telinga
Hingga menuju tenggorokan sampai muntah
Sebab apa suara berputar? Untuk siapa?
Sekali lagi aku tetap bosan dengan suara
Kenapa saat ini sepi justru berteriak
Tidak kawan, bukan saatnya teriak
Ku ingin kau tetap sunyi, sekali ini saja
Kawani aku dengan ritme lambatmu
Bius aku dengan detik yang melenakan
Dekati aku dengan sunyi dan dingin di hati
Ya, di hati tetap disini
Biar di kepala tetap bising,
Biar telinga ramai

(Jogja, 27 April 2003)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

apa yang ada dikepalamu? apa yang menyumbat tenggorokanmu? apa yg membekukan jari-jarimu?... LONTARKAN!!