Kamis, Oktober 25, 2012

Cangkir Takdir yang Kau Selami



Cangkir Takdir yang Kau Selami
; Kepada kawan Ridwan Mahadi

Kau – Aku,
Hanya komposisi acak abjad belaka
Kau mengaku Aku
Aku meracau Kau
 Permasalahan acak abjad belaka

Kita yang keparat pada tikam malam gagu
Mencandu rindu: dada dadu
Meracau parau: mengacau suara surau
Mengacak cekak: lacak jejak cicak terjebak

Bagi Kau-Aku;
Kopi adalah candu
Kretek adalah candu
Gelek? Hanya candu bagimu
Tapi tidak untuk Aku!

Kau - Aku
Abjad yang teracak
Menjelma cicak
Terjebak dalam cangkir kopi sisa semalam suntuk
Menyesali godaan gombal ampas kopi tubruk
Tak sanggup melompat cangkir takdir; merangkak

Tak peduli menjadi pandir
Ayo, kita berenang dalam cangkir takdir
Masa bodoh serupa Narsiscus
Tak urus dengan wajah tak becus
Setaraf Megaloman insomnia dalam waham Megalomania
Sudah, Mari berjoget India!

Aih, ini candu kopi kenangan
Biar kita nikmati ini takdir meruang cawan
Berendam semalaman pada ampas menggenang
Hitam memang
Sudah, cecapi saja rasa manis ini godaan

Wahai Cicak Laut,
Kita acak ini abjad tak berurut!
Butut!
Kentut!


Koelit Ketjil
Serang, Ramadhan ke empat belas, tahun ke seribu empat ratus tiga puluh dua, selepas Rasul hijrah

Cicak Laut (merampok gelar yang diberikan Kawan Ari KPIN untuk Kawan Ridwam Mahadi, jika kau ingin ganti nama lagi, sebaiknya pakai saja tapi INI YANG TERAKHIR!) :p