Cangkir Takdir yang Kau Selami
; Kepada kawan
Ridwan Mahadi
Kau – Aku,
Hanya komposisi acak abjad belaka
Kau mengaku Aku
Aku meracau Kau
Permasalahan acak abjad belaka
Kita yang keparat pada tikam malam
gagu
Mencandu rindu: dada dadu
Meracau parau: mengacau suara surau
Mengacak cekak: lacak jejak cicak
terjebak
Bagi Kau-Aku;
Kopi adalah candu
Kretek adalah candu
Gelek? Hanya candu bagimu
Tapi tidak untuk Aku!
Kau - Aku
Abjad yang teracak
Menjelma cicak
Terjebak dalam cangkir kopi sisa
semalam suntuk
Menyesali godaan gombal ampas kopi
tubruk
Tak sanggup melompat cangkir takdir;
merangkak
Tak peduli menjadi pandir
Ayo, kita berenang dalam cangkir
takdir
Masa bodoh serupa Narsiscus
Tak urus dengan wajah tak becus
Setaraf Megaloman insomnia dalam waham
Megalomania
Sudah, Mari berjoget India!
Aih, ini candu kopi kenangan
Biar kita nikmati ini takdir meruang
cawan
Berendam semalaman pada ampas menggenang
Hitam memang
Sudah, cecapi saja rasa manis ini
godaan
Wahai Cicak Laut,
Kita acak ini abjad tak berurut!
Butut!
Kentut!
Koelit Ketjil
Serang, Ramadhan ke empat belas, tahun
ke seribu empat ratus tiga puluh dua, selepas Rasul hijrah
Cicak Laut (merampok gelar yang
diberikan Kawan Ari KPIN untuk Kawan Ridwam Mahadi, jika kau ingin ganti nama
lagi, sebaiknya pakai saja tapi INI YANG TERAKHIR!) :p
mantap sharing ny, gan
BalasHapusAgen Bola
Agen Poker
Agen Sbobet
Agen Judi Bola
Bandar Bola
Situs Taruhan Bola
Website Taruhan
Website Taruhan
Agen Bola
Agen Poker
Bandar Bola