Apa jadinya jika kupi terburuk yang tengah Kau rasakan ternyata kupi terakhir yang pernah Kau tenggak? Bukan karena Kau mati setelah itu, bukan! Kalau pun ya, maka terhindarlah dari siksaan ini; bahwa suatu hari selepas hujan Kau jumpai kawanmu tengah menyeruput secangkir kupi panas mengepulkan uap aroma sexy itu, lalu berkata, "Ini kupi ternikmat yang pernah kurasakan. Mantap!!!"
Keesokan
harinya Kau jumpai kawanmu yang lain di warung kupi pinggir jalan,
ketika terik matahari dan keringat deras mengaliri dahinya. Terdengar
suara hasil perpaduan sedotan bibir dan permukaan air di gelas
belimbing, "Ini kupi ternikmat yang pernah kurasakan. Mantap!!!"
Lusa,
Kau kunjungi Kakekmu di sebuah gubuk tengah ladang, memandangi hamparan
daun tembakau. Membuka rajangan bako, klembak, cengkeh, menyan dan
memberikan dua tetes minyak angin berwarna hijau pada lintingan kertas
buram itu sambil meneguk segelas kupi panas dari termos usang, "Ini kupi
ternikmat yang pernah kurasakan. Mantap!!!"
Sore
hari setelah lusa, Kau melihat iring-iringan manusia menuju bukit kecil
di atas kampung Kakekmu, sebagian dari mereka masih memegang pacul,
salah seorang menggengam linggis, beberapa mengangkut tanah merah, dan
seseorang dengan cat kayu dan sebilah papan dekat kakinya, Dia meneguk
cangkir kaleng sedikit berkarat, Kau yakin ada berkas ampas kupi
tersangkut di lebat kumisnya. "Ini kupi ternikmat yang pernah kurasakan.
Mantap!!!"
Dia melanjutkan kerjanya yang tertunda sejenak, menulis sebuah nama pada papan kayu itu, nama sederhana, hanya tertera namamu.
Kau mati di hari ketiga setelah Kau ucap; "Ini kupi terburuk yang pernah kurasakan. Payah!!!"
-KK-
4 Juni 2013 pukul 2:35
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
apa yang ada dikepalamu? apa yang menyumbat tenggorokanmu? apa yg membekukan jari-jarimu?... LONTARKAN!!