Selasa, September 28, 2010

Anda Ingin Cerdas? Mari membuat kawan anda tertawa


Anda Ingin Cerdas? Mari membuat kawan anda tertawa salah satunya dengan bermain plesetan

Pernahkah anda memperhatikan dan mengagumi bahwa kawan anda ngobrol di facebook ini sesungguhnya orang yang cerdas dengan guyonan-guyonan segar yang dilontarkan sehingga anda membuat tertawa atau setidaknya tersenyum tipis atau bahkan sampai mengeluarkan penyataan; "Sial, orang ini! hebat sekali dia!" atau "gokil, lu!" sambil menahan tawa, sampai-sampai anda dianggap kurang waras karena orang sekitar anda melihat anda tengah mesam-mesem, senyam-senyum, ketawa-ketiwi sendiri di hadapan komputer, laptop atau handphone anda.

saya sepakat dengan tulisan di bawah ini;

...Plesetan membuat pendengarnya memutar otak, untuk adu cepat melawan orang lain menemukan padanan kata di balik plesetan. keberhasilan otak akan akan meletup-letupkan tawa. ddan tawa akan menghasilkan perasaan diri sebagai orang cerdas

[Jalan Tikus Menuju Kekuasaan, Oleh Joko Santoso H. P.hal 133. *]

tak hanya orang yang membalas plesetan saja yang dianggap cerdas tapi juga orang yang membaca atau menontoni pertempuran adu plesetan yang tengah digelar karena apa jadinya jika kita tidak paham dengan apa yang mereka per-tempura-kan ehh pertempurkan? bisa jadi yang ada hanya simbol-simbol tanda tanya yang mencuat keluar kepala mereka, layaknya film-film kartun.

tetapi juga menjadi sebuah tantangan bagi si pelempar plesetan agar apa yang dia lontarkan mampu dipahami oleh khalayak ramai

*mau khalayak atau tidak khalayak pakai kadang-kadang si pelempar tidak mau tau, samapi-sampai berujar; 'Ahh.. plesetan orang mau paham atau tidak!*

Tertawa adalah salah satu alasan saya membiarkan diri saya menjadi korban dari bahaya Klaten eeehh laten dari kecanduan tahap akut efek adiktifnya facebook. yaa itung-itung menghilangkan stress pekerjaan atau kepenatan diri. Terkadang kita sering hanya mengunjungi wall kawan tertentu saja, bukan karena pilih kasih, diskriminasi atau gak mau tau dengan ratusan kawan lain di friendlist yang berderet-deret itu tapi untuk apa kita datangi atau berkomen pada wall yang hanya menyajikan betapa narsisnya orang itu, atau membuat kita menjadi merasa bodoh karena tidak sanggup mencerna kalimat-kalimat puitik yang tertulis pada wall atau catatannya yang memlulu berbicara tentang pagi (jika waktu menunjukkan pagi hari) lalu perhatikan jika senja telah menjelang maka berhamburanlah kata-kata 'senja' 'merona', 'jingga', 'tenggelam' dll, atau mungkin ada beberapa orang yang dengan santainya berdoa di facebook, seolah-olah Tuhan membuka akun disini atau setidaknya perwakilannya (malaikat) atau bosan melihat iklan produk-produk yang ditawarkan *berarti produk itu2 itu awalnya terlalu asin atau terlalu manis sehingga harus ditawarkan terlebih dahulu*

tapi kebosanan mebaca hal tersebut diatas itu terjadi ketika kita tengah memerlukan tambahan energi, mungkin kita juga memerlukan tulisan-tulisan semacam itu lebih sering lagi

ada beberapa contoh betapa nikmatnya berguyon dan bermain plesetan yang bisa saya tunjukkan yang membuat saya secara pribadi menjadi tercerdaskan *atau jangan2 jadi gila*;

Dimulai dari sebuah pesan di wall;



Daniel Mahendra ‎| Apakah Kalpanax Tuan Goenoeng Moelyo dan Tuan Koelit Ketjil sudah lagi habis, eh? Tuan segan mengoleskannya lagi?
Minggu pukul 10:46 · Komentari · SukaTidak Suka · Lihat Antar-Dinding · Hapus Tanda


o
Goenoeng Moelyo Maaf Tuan Mahen, Kalpanax kami bukanlah untuk dioles. kami selalu meminumnya 2 X sehari untuk tetap menjaga kewarasan kami...
Minggu pukul 13:32 · SukaTidak Suka
o
Koelit Ketjil saya juga rencana beli di kios jamunya Kang Mas Goen juga tidak tersedia
Kemarin jam 12:26 · SukaTidak Suka
o
Daniel Mahendra Sudahkah Anda minum Kalpanax hari ini? Saya minum dua!
Kemarin jam 12:27 · SukaTidak Suka
o
Koelit Ketjil ditambah endog bebek??
Kemarin jam 12:28 · SukaTidak Suka
o
Daniel Mahendra Endok asin seko Brebes.
Kemarin jam 12:29 · SukaTidak Suka
o
Koelit Ketjil plus bawang merah???
Kemarin jam 12:29 · SukaTidak Suka
o
Daniel Mahendra Lumpia rebung muda.
Kemarin jam 12:33 · SukaTidak Suka
o
Koelit Ketjil dawet ayu banjarnegara, inyong suka!
Kemarin jam 12:34 · SukaTidak Suka
o
Daniel Mahendra Yakinlah Mamase Mbarep awake dewek yo doyan.
Kemarin jam 12:37 · SukaTidak Suka
o
Koelit Ketjil apa maning sing didemek njur mletek dewek..yakinlah
Kemarin jam 12:38 · SukaTidak Suka
o
Goenoeng Moelyo ya ora kaya kowelaaaah son...
Kemarin jam 12:51 · SukaTidak Suka
o
Koelit Ketjil yaaa..gagal maning-gagal maning
Kemarin jam 12:53 · SukaTidak Suka
o
Goenoeng Moelyo lha wong ditimplik malah ngepir kok son...
Kemarin jam 12:54 · SukaTidak Suka
o
Koelit Ketjil aja kiayak kuwik lahh
Kemarin jam 12:57 · SukaTidak Suka
o
Daniel Mahendra Iki wis dha mbadog po rung, Son?
Kemarin jam 12:59 · SukaTidak Suka
o
Koelit Ketjil inyonge durung kencot je!
Kemarin jam 13:00 · SukaTidak Suka
o
Goenoeng Moelyo ya jelas uwislah son... lha keprimen jam semene durung mbadog. bisa2 nggeblak kaliren awake inyong.
Kemarin jam 13:00 · SukaTidak Suka
o
Koelit Ketjil ya golek warteg wae lahh
Kemarin jam 13:01 · SukaTidak Suka
o
Goenoeng Moelyo okelah kalo begitu. okelah kalo begitu...
Kemarin jam 13:02 · SukaTidak Suka
o
Daniel Mahendra Yang penting, happyyy...
Kemarin jam 13:03 · SukaTidak Suka
o
Goenoeng Moelyo mendingan Happy Salma... lebih penting.
Kemarin jam 13:04 · SukaTidak Suka
o
Koelit Ketjil ngudud ndishik bae lahhh
*klepas-klepus*
Kemarin jam 13:04 · SukaTidak Suka
o
Goenoeng Moelyo telat!
Kemarin jam 13:05 · SukaTidak Suka
o
Daniel Mahendra Nek Salma Hayek wae kepriben?
Kemarin jam 13:05 · SukaTidak Suka
o
Koelit Ketjil Happy Salma..bukane lebih pas syu.. ehh udude!
Kemarin jam 13:05 · SukaTidak Suka
o
Goenoeng Moelyo wooooh... iya, Salma Hayek luwih nyampleng!
lebih pas syu... eh, nganuuuu... he'eh pokokke.
Kemarin jam 13:06 · SukaTidak Suka
o
Koelit Ketjil inyonge nunut bae lahhh
Kemarin jam 13:07 · SukaTidak Suka
o
Daniel Mahendra Luwih nyampleng tur rasane rodo kenthar...
Kemarin jam 13:07 · SukaTidak Suka
o
Koelit Ketjil wis tau paaa??
Kemarin jam 13:08 · SukaTidak Suka
o
Goenoeng Moelyo kemasyane juga ketoke yahud. ya wis, sing paling tua nomer siji!
Kemarin jam 13:08 · SukaTidak Suka
o
Goenoeng Moelyo ‎@KK
nek status ki Brader DM kalah karo awake dewe, Brad. ning nek masalah pengalaman kowe kalaaaaah... wekekekekek...
Kemarin jam 13:09 · SukaTidak Suka
o
Daniel Mahendra Huahahahaha... =))
Kemarin jam 13:10 · SukaTidak Suka
o
Koelit Ketjil ‎@GM: sing tuwek intuke ya tuwek nuuu
@GM maning: lali! *ngeplak jidat*
Kemarin jam 13:10 · SukaTidak Suka
o
Daniel Mahendra Jidate sopo sing mbok keplak?
Kemarin jam 13:11 · SukaTidak Suka
o
Koelit Ketjil tawa pengakuan yakke...;p
Kemarin jam 13:11 · SukaTidak Suka
o
Goenoeng Moelyo rak papa tua asal kaya Salma Hayek. :P
*melu ngeplak bathuke Brad KK*
Kemarin jam 13:11 · SukaTidak Suka
o
Koelit Ketjil salma hayek wis tuwek yaa
Kemarin jam 13:11 · SukaTidak Suka
o
Daniel Mahendra Yang penting, Happyyy...
Kemarin jam 13:12 · SukaTidak Suka
o
Goenoeng Moelyo mendingan Happy Salma... lebih penting.
Kemarin jam 13:12 · SukaTidak Suka
o
Koelit Ketjil lebih pass syu ehhh kemasyane
eh nek happy salma wis tuwek..kemasyan melu tuwek ora yooo??
Kemarin jam 13:14 · SukaTidak Suka
o
Daniel Mahendra Sudahkah Anda minum syusyu hari ini? Saya minum dua!
Kemarin jam 13:14 · SukaTidak Suka
o
Koelit Ketjil dari kemasyane sapa kuwi??
pasti dari dua kemasyannn
*siyal-siyull* ;p
Kemarin jam 13:15 · SukaTidak Suka
o
Daniel Mahendra Happyyy...
Kemarin jam 13:16 · SukaTidak Suka
o
Koelit Ketjil kemasyan satu laginya?
*penasaran ngenteni karo udad-udud*
Kemarin jam 13:18 · SukaTidak Suka
o
Goenoeng Moelyo ‎@KK
dua? kowe ngece jenenge, Brad!
Kemarin jam 13:18 · SukaTidak Suka
o
Daniel Mahendra Salmaaa...
Kemarin jam 13:18 · SukaTidak Suka
o
Goenoeng Moelyo ‎*melu udad-udud ngenteni*
Kemarin jam 13:18 · SukaTidak Suka
o
Koelit Ketjil ahhh ngapusii!
Kemarin jam 13:19 · SukaTidak Suka
o
Goenoeng Moelyo ahhh ngapusii!
Kemarin jam 13:19 · SukaTidak Suka
o
Daniel Mahendra He-eh ok!
Kemarin jam 13:19 · SukaTidak Suka
o
Goenoeng Moelyo ahhh ngapusii!
Kemarin jam 13:19 · SukaTidak Suka
o
Koelit Ketjil eh ngaku ngapusi??
Kemarin jam 13:19 · SukaTidak Suka
o
Daniel Mahendra Ah tenannyaaa...
Kemarin jam 13:20 · SukaTidak Suka
o
Goenoeng Moelyo la-la-la-la... *bersenandung kalem*
Kemarin jam 13:20 · SukaTidak Suka
o
Koelit Ketjil tenanya ngapusinyaa??
Kemarin jam 13:21 · SukaTidak Suka
o
Goenoeng Moelyo ‎*udad-udud ngenteni*
Kemarin jam 13:21 · SukaTidak Suka
o
Daniel Mahendra Ngapusaken.
Kemarin jam 13:21 · SukaTidak Suka
o
Daniel Mahendra Yakinlah! Wis pilihan inyong kuwi.
Kemarin jam 13:22 · SukaTidak Suka
o
Koelit Ketjil tolong anda perjelas pernyataan anda, tuan DM
*bertanya ala jaksa*
Kemarin jam 13:22 · SukaTidak Suka
o
Goenoeng Moelyo he'eh!
Kemarin jam 13:22 · SukaTidak Suka
o
Daniel Mahendra Ra percoyo ik!
Kemarin jam 13:22 · SukaTidak Suka
o
Goenoeng Moelyo Ah tenannyaaa...
Kemarin jam 13:23 · SukaTidak Suka
o
Daniel Mahendra Saesnya...
Kemarin jam 13:23 · SukaTidak Suka
o
Koelit Ketjil nek percoyo karo kowe yoo musyrikk thoo
Kemarin jam 13:24 · SukaTidak Suka
o
Goenoeng Moelyo wakakakakakak... =))
Kemarin jam 13:24 · SukaTidak Suka
o
Daniel Mahendra Musrik ki nek nyembah gunung (dhudhu Goenoeng).
Kemarin jam 13:25 · SukaTidak Suka
o
Koelit Ketjil apa maning nyembah Ku-daniel
Kemarin jam 13:26 · SukaTidak Suka
o
Goenoeng Moelyo asyik ki nek cekelan gunung (dudu Goenoeng)
Kemarin jam 13:26 · SukaTidak Suka
o
Goenoeng Moelyo ‎69!
Kemarin jam 13:27 · SukaTidak Suka
o
Daniel Mahendra ‎76
Kemarin jam 13:28 · SukaTidak Suka
o
Goenoeng Moelyo ‎71... enak juga kiye...
Kemarin jam 13:28 · SukaTidak Suka
o
Koelit Ketjil nek 69 isa cekelan gunung (dudu Goenoeng)
Kemarin jam 13:29 · SukaTidak Suka
o
Goenoeng Moelyo justru 71 sing isa cekelan gunung (dudu Goenoeng).
Kemarin jam 13:31 · SukaTidak Suka
o
Koelit Ketjil yo wis tak cekelan liyane sing jelas dudu Goenoeng lah!
Kemarin jam 13:33 · SukaTidak Suka
o
Daniel Mahendra Berpeganglah pada Quran dan Hadist. Yakinlah.
Kemarin jam 13:34 · SukaTidak Suka
o
Koelit Ketjil Quran dan Hadist kok untuk dipegang..huuuu
Kemarin jam 13:34 · SukaTidak Suka
o
Goenoeng Moelyo ikutan... huuuuu....
harusnya diapakke, Brad KK?
Kemarin jam 13:35 · SukaTidak Suka
o
Koelit Ketjil serahkan MUI wae lah
*ngetuk2 kursi gaya GusDur*
Kemarin jam 13:37 · SukaTidak Suka
o
Daniel Mahendra Kafir kowe!!! *meniru dialog film Sang Pencerah*
Kemarin jam 13:38 · SukaTidak Suka
o
Koelit Ketjil ‎*ngilirik DM yang sedang berbicara dihadapan cermin setinggi tubuhnya*
ckkk..ckkk..ckkk
Kemarin jam 13:39 · SukaTidak Suka
o
Goenoeng Moelyo weeeeh... kafir? mosok dipadakke karo kewan ik...
Kemarin jam 13:39 · SukaTidak Suka
o
Koelit Ketjil ben, brad GM, liyat itu
*menunjuk komenku*
Kemarin jam 13:40 · SukaTidak Suka
o
Daniel Mahendra Yang penting, happyyy... :p
Kemarin jam 13:40 · SukaTidak Suka
o
Koelit Ketjil hapyy meski kapir??? hhummm
Kemarin jam 13:40 · SukaTidak Suka
o
Goenoeng Moelyo ‎*ketok2 meja karo mikir*
Kemarin jam 13:42 · SukaTidak Suka
o
Daniel Mahendra Too much thinking will kill you.
Kemarin jam 13:43 · SukaTidak Suka
o
Goenoeng Moelyo to much love will kill you. :))
Kemarin jam 13:44 · SukaTidak Suka
o
Daniel Mahendra Too much comment will kill you =))
Kemarin jam 13:44 · SukaTidak Suka
o
Koelit Ketjil saya lebih suka itu!!
*ngelirik komen kakang mbarep*

semoga yg lain pada ngelirik truss gawa arit lan palu!
Kemarin jam 13:45 · SukaTidak Suka
o
Goenoeng Moelyo ‎=))
=))
=))
Kemarin jam 13:45 · SukaTidak Suka
o
Daniel Mahendra Arit dan palu? Kafir kowe!!! *kembali meniru dialog film Sang Pencerah*
Kemarin jam 13:47 · SukaTidak Suka
o
Goenoeng Moelyo tapir kowe!!! *meniru monolog film flora fauna*
Kemarin jam 13:47 · SukaTidak Suka
o
Koelit Ketjil supir kowe!!!! *bikin naskah pelm ttg Supir yang cerah*
Kemarin jam 13:48 · SukaTidak Suka
o
Daniel Mahendra Celeng kowe!!! *meniru teriakan Obelix dalam komik Asterix*
Kemarin jam 13:49 · SukaTidak Suka
o
Goenoeng Moelyo karpet!!! *meniru bengokan tukang karpet*
Kemarin jam 13:49 · SukaTidak Suka
o
Koelit Ketjil sate..daging ayam..buntilll..buntilll lilililiiiii *karo kipas-kipas*
Kemarin jam 13:50 · SukaTidak Suka
o
Daniel Mahendra Tembalang!!! Tembalang!!! Tembalang!!! *meniru teriakan kernet Daihatsu di Semarang*
Kemarin jam 13:51 · SukaTidak Suka
o
Goenoeng Moelyo yang tahu, yang tahu, yang tahuuu... sayang anak, sayang anak... *bakul dolanan*
Kemarin jam 13:51 · SukaTidak Suka
o
Daniel Mahendra Jamunya... Jamunya... Jamunya... *meniru tukang jamu yang nawarin Brad KK yang belum-belum sudah pake doping* :p
Kemarin jam 13:53 · SukaTidak Suka
o
Koelit Ketjil yang panas..yang panas.. palu..kampak.. arit... tehasin..telur kotak..
*melihat DM berteriak diantara ketiak penumpang Daihatsu di Semarang*
Kemarin jam 13:53 · SukaTidak Suka
o
Goenoeng Moelyo ‎*leyeh2 nonton Srimulat*
Kemarin jam 13:54 · SukaTidak Suka
o
Koelit Ketjil ‎*muntah melihat DM dodol jamu nganggo kebaya*
huuuekksss..sooorrr :p
Kemarin jam 13:55 · SukaTidak Suka
o
Daniel Mahendra ‎*nyampirke serbet nang bahu*
Kemarin jam 13:55 · SukaTidak Suka
o
Koelit Ketjil ‎*teriak kearah yg nonton*
woooyyy gogon, ayoo munggah panggung!
Kemarin jam 13:56 · SukaTidak Suka
o
Goenoeng Moelyo CUT! *ngarahke adegan*
and... ACTION!
*leyeh2, kipas2, udad-udud karo ndelok Srimulat meneh*
Kemarin jam 13:56 · SukaTidak Suka
o
Daniel Mahendra Cut Tari?
Kemarin jam 13:56 · SukaTidak Suka
o
Goenoeng Moelyo Cut Tari tetep yahud, Brad. nduwe nomer hapene rak? bagiiii...
Kemarin jam 13:57 · SukaTidak Suka
o
Koelit Ketjil aku nduwe nomor kemasyane. gelem po??
Kemarin jam 13:57 · SukaTidak Suka
o
Goenoeng Moelyo ‎@KK
gaaah... nggo apa?
Kemarin jam 13:58 · SukaTidak Suka
o
Daniel Mahendra Nomor hapene ana. Ning ndelok nomere kudu miring :p
Kemarin jam 13:58 · SukaTidak Suka
o
Goenoeng Moelyo mmm... ning rak sida wae ding. rak mulus jebule ok...
Kemarin jam 13:58 · SukaTidak Suka
o
Koelit Ketjil ya dia menyimpan no hapenya dibalik kemasyane kuwi
*menunjuk kumpulan kemsayan berbagai nomor*
Kemarin jam 13:59 · SukaTidak Suka
o
Daniel Mahendra Kemproh. Mesti lungguhe sembarangan kuwi.
Kemarin jam 13:59 · SukaTidak Suka
o
Goenoeng Moelyo ‎@KK
lho, kowe nganggo wadah kemasyan? woooooohhh...
Kemarin jam 13:59 · SukaTidak Suka
o
Koelit Ketjil iki kan nyolong seka dadamu, og!
Kemarin jam 14:00 · SukaTidak Suka
o
Goenoeng Moelyo mestine ngono, Brad. kudu dilulur ndisik kuwi...
Kemarin jam 14:00 · SukaTidak Suka
o
Daniel Mahendra Kesuwen. Selak Maghrib.
Kemarin jam 14:00 · SukaTidak Suka
o
Goenoeng Moelyo ‎@KK
kliru. dudu seka aku mau. mesti nyolong seka Ivan Gunawan kuwi... wuuuueeeeekkkk...
Kemarin jam 14:01 · SukaTidak Suka
o
Koelit Ketjil ahhh! pantes! jan mirip tenan je awakmu karo ivan.. kembar po??
Kemarin jam 14:01 · SukaTidak Suka
o
Goenoeng Moelyo lagian baru dapet ndekne ok... percuma juga sih... :P
Kemarin jam 14:01 · SukaTidak Suka
o
Goenoeng Moelyo ‎@KK
tak darani ndekne ki kembaranmu ok. lha wong pada nduwe godeg'e... :P
Kemarin jam 14:02 · SukaTidak Suka
o
Koelit Ketjil yoo rak mungkin aku kliru karo awakku dewe nuu
*membedakan foto GM and IG*
miriipp banget! ho`ooh rak brad *minta second opinion DM*
Kemarin jam 14:03 · SukaTidak Suka
o
Daniel Mahendra Nek GM kuwi dudu kembarane IG, tapi Barry Prima je *mbayangno film laga jaman mbiyen*
Kemarin jam 14:05 · SukaTidak Suka
o
Goenoeng Moelyo alhamdulillah... mayan...
Kemarin jam 14:05 · SukaTidak Suka
o
Koelit Ketjil numpak jarane ato sewalikke??
Kemarin jam 14:05 · SukaTidak Suka
o
Goenoeng Moelyo ‎@KK
jarane kan kowe ta, Brad?
Kemarin jam 14:06 · SukaTidak Suka
o
Goenoeng Moelyo ‎125 ketoke... ck, ck, ck...
Kemarin jam 14:06 · SukaTidak Suka
o
Koelit Ketjil berarti aku sing numpaki kowe, brad
hayooo melaku
*mecut GM*
Kemarin jam 14:06 · SukaTidak Suka
o
Goenoeng Moelyo ‎@KK
sing untune kaya untu jaran ki rak kowe ta, Brad?
Kemarin jam 14:07 · SukaTidak Suka
o
Koelit Ketjil tapi sing awake lewih mirip jaran kan kowe
Kemarin jam 14:08 · SukaTidak Suka
o
Daniel Mahendra ‎*udud maning, ndelok adegan film laga taun 80an*
Kemarin jam 14:10 · SukaTidak Suka
o
Koelit Ketjil wueehh Geger Rudi wis pansiun poo??
Kemarin jam 14:11 · SukaTidak Suka
o
Koelit Ketjil ‎*tiba-tiba kangen kelek lebatnya Eva arnaz*
Kemarin jam 14:14 · SukaTidak Suka
o
Goenoeng Moelyo ‎*nonton jaran... eh...*
Kemarin jam 14:20 · SukaTidak Suka
o
Aliyth Prakarsa wah-wah 134 perbincangan kurang bermutu..
22 jam yang lalu · SukaTidak Suka
o
Daniel Mahendra Oleskan saja Kalpanax.
22 jam yang lalu · SukaTidak Suka
o
Koelit Ketjil siapa tuh yg songong?! gajul wae yuk!
22 jam yang lalu · SukaTidak Suka
o
Daniel Mahendra Begajul?
22 jam yang lalu · SukaTidak Suka
o
Koelit Ketjil ini cuma copas loh!

Daniel Mahendra Begajul?

jawabnya; ya! betul sekaliiii
22 jam yang lalu · SukaTidak Suka
o
Daniel Mahendra Bajul?
22 jam yang lalu · SukaTidak Suka
o
Koelit Ketjil
copas lagi neh ya...
Daniel Mahendra Bajul?
smenatara;
Ndoge Bajul Kari Siji
kata Koes plus, brad.. mesake tenan too.. siji meneh pecah poo??
...:D
22 jam yang lalu · SukaTidak Suka
o
Koelit Ketjil ‎*nek rak ragu coba nembango Tul Jaenak, brad* ;p
22 jam yang lalu · SukaTidak Suka
o
Daniel Mahendra Senggol bonges lu!
22 jam yang lalu · SukaTidak Suka
o
Koelit Ketjil yeee bolehnye sewott..
awas kalo berani nangkring diwuwung orang? tar gue JEPRETTT!
22 jam yang lalu · SukaTidak Suka
o
Daniel Mahendra Yah badut, nasib...
22 jam yang lalu · SukaTidak Suka
o
Koelit Ketjil Mengapa adek menangis aje
Kalo memang jodo ngga kemana..
22 jam yang lalu · SukaTidak Suka
o
Koelit Ketjil siyapa yg mau melanjutkan ke 148?
5 jam yang lalu · SukaTidak Suka
o
Goenoeng Moelyo aku!
4 jam yang lalu · SukaTidak Suka
o
Daniel Mahendra Aku juga!
4 jam yang lalu · SukaTidak Suka
o
Koelit Ketjil aku lanjutin aza deh..
4 jam yang lalu · SukaTidak Suka
o
Goenoeng Moelyo kira2 iki nomer pira ya? *mulai ngitung*
sekitar sejam yang lalu · SukaTidak Suka
o
Daniel Mahendra Saya minum dua!
sekitar sejam yang lalu · SukaTidak Suka
o
Koelit Ketjil yaaa.. aku gak kebagian! rakus lu..bagi dong!
sekitar sejam yang lalu · SukaTidak Suka
o
Goenoeng Moelyo saya menikmati sepabrik2nya!
sekitar sejam yang lalu · SukaTidak Suka
o
Koelit Ketjil eh rakus kan tempat buang hajat ya?
sori brad.. ralat
serakah lu!
sekitar sejam yang lalu · SukaTidak Suka
o
Daniel Mahendra Sepabrik-pabriknya? Situ jadi saudagar sekarang? Saudagar syusyu.
sekitar sejam yang lalu · SukaTidak Suka
o
Koelit Ketjil pabrik? rambut yang berdiri tak tersisir rapi itu???
sekitar sejam yang lalu · SukaTidak Suka
o
Daniel Mahendra Itu tarik jabriiikkk...
sekitar sejam yang lalu · SukaTidak Suka
o
Goenoeng Moelyo ‎@DM
merangkap QC...

@KK
ya. kayak brengosmu kuwi...
sekitar sejam yang lalu · SukaTidak Suka
o
Koelit Ketjil sebagai saudagar sekandung; beda bapak beda ibu jangan pada berantem ahh
sekitar sejam yang lalu · SukaTidak Suka
o
Goenoeng Moelyo senengane kok prosotan...
sekitar sejam yang lalu · SukaTidak Suka
o
Koelit Ketjil brengos kiyy sayur berwarna coklat pekat yang isinya tahu, kacang tolo, krecek and lombok rawittho??
sekitar sejam yang lalu · SukaTidak Suka
o
Daniel Mahendra Kuwi jongooosss... Ck!
sekitar sejam yang lalu · SukaTidak Suka
o
Koelit Ketjil ‎@GM: weh kowe wis kena penyakit prosotan tho, brad??
ya maklum wis tuwek ;p
sekitar sejam yang lalu · SukaTidak Suka
o
Goenoeng Moelyo merdekaaaaaaaaaaaaaaaaahhhh!!!
sekitar sejam yang lalu · SukaTidak Suka
o
Koelit Ketjil ‎@Dm: nek jongos kiy lirik lagune benyamin s; gue senggol jonggoos lu!
sekitar sejam yang lalu · SukaTidak Suka
o
Goenoeng Moelyo jongosi ya... huh!
sekitar sejam yang lalu · SukaTidak Suka
o
Koelit Ketjil ‎@GM: merdekaaaa dirampas haknya tergusur ddan laparrrr
*lagu darah juang*
sekitar sejam yang lalu · SukaTidak Suka
o
Goenoeng Moelyo C.I.N.T.A... *lagu mendayu2*
sekitar sejam yang lalu · SukaTidak Suka
o
Daniel Mahendra Aku mengajak kalian menulis buku bareng tentang 'manajemen syusyu'. Judulnya bebas. Bagaimana?
sekitar sejam yang lalu · SukaTidak Suka
o
Koelit Ketjil ‎*memikirkan judul yg tepat*
siikk..sikkk
*bakar 234 dulu ahh*
sekitar sejam yang lalu · SukaTidak Suka
o
Goenoeng Moelyo cocok! tapi gimana formatnya itu? jadi satu kesatuan atawa sendiri2?
*nyumet syusyu karo nyruput 234*
sekitar sejam yang lalu · SukaTidak Suka
o
Daniel Mahendra Isinya tentu saja mulai dari pemilihan yang baik, produksi, kemasyan, distribusi, hingga (cara-cara) konsumsi ;;)

*nyumet GG*
sekitar sejam yang lalu · SukaTidak Suka
o
Goenoeng Moelyo termasuk tempat2 dimana syusyu2 dengan kualitas yahud bisa didapat ya?
hmmmm... *manggut sambil pegang dagu*
sekitar sejam yang lalu · SukaTidak Suka
o
Daniel Mahendra Oh, tentu... Pokoknya dari hulu ke hilir. Jangan lupa juga: tips-tips menghindari syusyu basi :p
sekitar sejam yang lalu · SukaTidak Suka
o
Koelit Ketjil ahha! Urik tenan! <-- meniru ekspresi Eintein

"Memasyakatkan syusyu kemasyan yang mengenyalkan.. ehh mengenyangkan!'

gimana brads? apik ra??
sekitar sejam yang lalu · SukaTidak Suka
o
Daniel Mahendra Ahaaa... Itu pemilihan ciamik! Tinggal bagaimana diksinya. Soalnya jangan sampe pasar punya konotasi negatif. Ini soal psikologi pembaca. Padahal ini kan murni syusyu [atau syusyu murni? :p]
sekitar sejam yang lalu · SukaTidak Suka
o
Koelit Ketjil yang pasti bukannya syusyu si murni tokoh sinetron itu lahh!
bukan..bukan sama sekali!!
sekitar sejam yang lalu · SukaTidak Suka
o
Daniel Mahendra Bukan juga Asmirandah.
sekitar sejam yang lalu · SukaTidak Suka
o
Koelit Ketjil ahhh yang penting mah Happy! ;p
sekitar sejam yang lalu · SukaTidak Suka
o
Goenoeng Moelyo Farah Quinn?
sekitar sejam yang lalu · SukaTidak Suka
o
Daniel Mahendra ‎[Mbalik maning... =)) ]
sekitar sejam yang lalu · SukaTidak Suka
o
Daniel Mahendra Nek Tikam piye? [Titi Kamal]
59 menit yang lalu · SukaTidak Suka
o
Goenoeng Moelyo lho yang penting kan benang merahnya masih tentang syusyu...
59 menit yang lalu · SukaTidak Suka
o
Daniel Mahendra Ya, betul. Masih tentang syusyu [Benang merah? Emang ada syusyu pake benang? Apalagi warna merah?]
58 menit yang lalu · SukaTidak Suka
o
Koelit Ketjil kemasyan berwarna merah sungguh menyegarkan wahai braders! ;p
57 menit yang lalu · SukaTidak Suka
o
Goenoeng Moelyo ada. nah, kalo dibuka benangnya baru tampak syusyunya... begitu?
54 menit yang lalu · SukaTidak Suka
o
Koelit Ketjil itu kemasyan kaleng atau saksetan brad??
53 menit yang lalu · SukaTidak Suka
o
Daniel Mahendra Dan warnanya merah segar, begitu?
53 menit yang lalu · SukaTidak Suka
o
Koelit Ketjil jangan2 kemasyan cornet angkut ehhh cornet beef lagi.
salah liyat kali, brad!
47 menit yang lalu · SukaTidak Suka
o
Goenoeng Moelyo asli kok. ini asli kemasyan! *njawil2 gemes*
46 menit yang lalu · SukaTidak Suka
o
Koelit Ketjil
‎*pllaakkk!!*
PERCAYA BRAD..PERCAYAAA

*ngecek warna merah di pipi brader GM*

...sama brad bener *ngelirik brad DM*L
44 menit yang lalu · SukaTidak Suka
o
Daniel Mahendra Ada syusyu warna pelangi nggak? Mejikuhibiniu gitu...
42 menit yang lalu · SukaTidak Suka
o
Goenoeng Moelyo hehehe... Brader KK kliru ngeplak! *meluk Farah Quinn sing dikeplak KK*
*mengucap syukur*
sebentar kemudian...
*unjal ambegan, prihatin ana wong sing mengkhayal syusyu warna pelangi*
39 menit yang lalu · SukaTidak Suka
o
Daniel Mahendra Lha nek kakean dikonsumsi lhak kemeng, Brad. Terus wernoe dadi malih ngono. Warna-warni :D
37 menit yang lalu · SukaTidak Suka
o
Koelit Ketjil ehhh bukan aku yg ngeplak tapi yg dijawil kemasyanne. tuh!
*menunjuk DM yg tengah memperbaiki kemasyannya*
37 menit yang lalu · SukaTidak Suka
o
Goenoeng Moelyo
‎@DM
wooooooh... pengalamaaaan... hahahaha...
Brader KK kalah adoh! hanya dialah yang mahasiswa baru sejati... =))

@KK
...sing njawil kowe lho ya? :P
19 menit yang lalu · SukaTidak Suka
o
Koelit Ketjil
waahhh.. harus disodorkan bukti nih.
neh, brad! *kucopas dari komengmu*

Goenoeng Moelyo asli kok. ini asli kemasyan! *njawil2 gemes*

...wayooo
18 menit yang lalu · SukaTidak Suka
* Tulis komentar...

sebelumnya mohon maaf jika ada beberapa lontaran komen yang kurang sopan karena Komen memang kurang sopan dalam mencandai Adul dan Olga Syahputra jadi ya wajar saja ya..harap maklum.

tapi jika anda perhatikan durasi / jeda waktu saling mebalas komeng-komenngya sangat begitu dekat / cepat sekali maka tidak salah jika saya berkesimpulan kawan-kawan berbincang saya ini sungguh sangat cerdas..pinter sekali hanya saja terlampau keblinger sampai-sampai teler dirubungi laler! salut untuk bradersku!!!

*tepuk tangan dong!*

saya pribadi sangat menikmati gaya berbincang seperti ini, mungkin tidak setiap orang bisa memiliki chemistry atau level ketersambungan antara satu lontaran komen dengan lontaran komen lainnya dari kawan berbincang kita.. itu sebabnya kami mengikatkan diri kami tanpa perlu dibaptis sebagai saudara sekandung yang beda bapak dan beda ibu! kami saling menyebut diri kami dengan tambahan; brader / brad.

yaaa.. ini hanya contoh kecil yang banyak sehh mungkin kawan-kawan punya alternatif lain?

* Dapat dicek di http://books.google.co.id/books?id=NJ95WDjwKj8C&pg=PA133&lpg=PA133&dq=jalan+tikus+plesetan+cerdas&source=bl&ots=ZA_B9qSRW5&sig=S6Yd9cnfgXdZzumHc3DGFjsr2Ew&hl=id&ei=3ZShTKOpK4SfcdC9iKsB&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=1&ved=0CBIQ6AEwAA#v=onepage&q&f=false ]

** obrolan yang bikin anda stress dapat dilihat disini --> http://www.facebook.com/profile.php?id=1350481030&v=wall&story_fbid=1403358447899&ref=notif&notif_t=feed_comment_reply#!/profile.php?id=1350481030&v=wall&story_fbid=1403358447899&ref=notif&notif_t=mentions_comment

trimakasih-mitrakasih :)

Kamis, Juli 15, 2010

Kado pernikahan nan cantik




(foto kucuri dari http://nanoqdakansas.blogspot.com )

Sampan kayuku

sampan kayuku,
kuserahkan takdir kita pada gelombang
melampaui segala perhitungan cuaca
karena dermaga demi dermaga telah terbakar
kepingan matahari masa silamku

kaukah
yang menunggu kedatangan ini?

senja mulai nyentuh buritan
bagai bibir perkasa dari langit
menciumi musimku bertubi-tubi
o, tidurlah air mata

tidurlah sampan kayu takdirku
fanalah waktu

kita abadi


nanoq da kansas
penghuni http://nanoqdakansas.blogspot.com/
kado pernikahan untuk koelit ketjil

[dikirim via notes fb pada Selasa, 13 Juli 2010]

****
-------------------------------------------------------------------------------



(foto kucuri dari kumpulan foto akun fbnya SK)


Aku percaya padaMU
Aku percaya padaNUR
Ada dalam tiap hadirMU ... Lihat Selengkapnya
Ada dalam tiap titikNUR

Aku, Kau, Dia

Kini Kau hadir dalam istriKU
Kini AKU hadir dalam suamiNYA

Satunya AKU, KAU, Dia
Pisahku juga AKU, KAU, DIA

Ijinkanlah AKU, KAU, DIA
dalam satu, hingga kami kembali ke haribaanMu dalam satu juga, bersama sama
AKU, KAU, DIA



Stanislav Kostka L
¤Medio July, Pesisiran Utara¤ teruntuk sahabatku, selamat berbahagia....
[dikirim via fb pada Kamis, 15 Juli 2010]

----------------------------------------------------------



(foto kucuri dari akun fb brader GM)

Ini tentang Kami

kami adalah pengembara,
yang singgah pada suatu hari, di suatu tempat di bumi,
menangis tertawa di sepanjang putaran jagad,
menunggu waktu yang tak pernah tertulis di buku.

sesungguhnya, kami hanyalah pengembara,
yang menyusur jalan di setiap aliran nadi,
mengikuti arah angin penuntun nafas,
dan akan selalu menghelanya sampai udara habis.

tautan hujan dan matahari yang telah mempertemukan kami.
menyatukan warna-warna yang kami pikirkan di setiap bincang.

barangkali jingga di timur dan jingga di barat,
turut memberikan warna untuk kami torehkan.
barangkali kelap-kelip bintang di langit malam,
ikut menghias senyum di tiap perjumpaan.
barangkali kesah angin yang mendesah,
membisikkan kata-kata yang menghilang saat pertemuan.
barangkali, tetes hujan adalah tempat semayam rindu kami.

dan mata kami tak bisa berpaling satu sama lain.
dan jemari kami berpadu, mengeja sentuhan-sentuhan.
dan hati bersatu, mencipta rasa, hanya kami yang tahu.

berbincang dalam diam, saling genggam,
melukis tangis dan tawa di sepanjang perjalanan.
menerka-nerka cerita di ujung langkah.

kini kami telah berjanji, untuk tak menapak jejak dalam sendiri.
berbagi setiap letik kisah, dan mengukirnya pada setiap pori.
sesungguhnya nama kami adalah satu, telah ditulis itu pada langit.
jauh sebelum tercipta cerita tentang bumi.


Goenoeng Moelyo penghuni http://goenoeng.com/
--------------------------
------------------------------------------------------
: buat Braderku KK (atau Pak Dosen Jaim AP? whoever-lah... :P ) dan inisial W.
*peringatan : dibaca dalam hati sambil ngopi akan lebih nikmat. membaca tulisan ini dimuka umum, dapat menyebabkan mual2, pusing dan mata berkunang2.*


[dikirim via fb tanggal 16 Juli 2010)

*****
---------------------------------------------------------------------------





Bukan Kado Cantik

(Sajak Ketjil Buat Sahabat: Koelit Ketjil)

tik.....tik.....tik.....
ini bukan kado yang cantik

tik.....tik.....tik.....
meski dibungkus ketika hujan rintik-rintik

tik.....tik.....tik.....
tapi aku yakin istrimu pastilah cantik

tik.....tik.....tik.....
jemarinya pun sudah pasti lentik

tik.....tik.....tik.....
maka tunggulah dalam hitungan detik

tik.....tik.....tik.....
kau akan segera memilikinya wahai pria antik

ups!
(maaf, aku salah ketik)

tik.....tik.....tik.....
sudah ya, titik!


(Pekanbaru, ketika hujan rintikrintik 15 Juli 2010)


Syahyurli Ab
[dikirim via fb tanggal 16 Juli 2010]


------------------------------------


(foto kucuri dari kumpulan foto propil pesbuknya)

Merangkul Waktu


: Koelit Ketjil


adakah ijin bagi waktu
sebentar saja
berhenti di terang air mata
tempat kebahagiaan jadi sungainya

adakah ijin bagi waktu
sebentar saja
agar terhenti di sebilah cerah
terangkan jalan hingga ke ujung

memang nyatanya,
ada hujan datang di kemarau
ada anak nangis teriak parau
keadilan dilipat samar terlihat
kedamaian diacak biar minggat
juga ada,
cahaya langka jadi seterang kemewahan
ledakan tabung jadi genderang kemegahan

maka mari merangkul waktu
yang ngerti indah itu satu
dimana tangan tangan terulur
dimana sulur sulur doa tersalur
dan ketika lebur
waktu terhenti

bagi berdua



SandraPalupi penghuni http://sandrapalupi.tumblr.com/
dikirim via fesbuk pada 19 Juli 2010 jam 16:15

-----------------------------------






Sebuah Kado Pernikahan yang telat namun tetap berkesan

CATATAN JULI
: Alyth & Wiwin


sejak hari yang telah tertandai

kita tak lagi sendiri

karena pagi terbit dari harum rambutmu

dan malam terbenam kau di pelukanku

matahari hidupku

jika hujan

akulah air mata itu

bahagia membasahimu

membasuh bumi jiwamu

bergenggaman tangan kita

mencipta dunia

menjejak cerita

satu demi satu

sampai akhir waktu


[Austria - Jogja]

Maria Ingrid A.K.A Injith penghuni http://negeriajaib.blogspot.com/

-dikirim via fesbuk; 21 Agustus jam 2:50

Senin, Juli 12, 2010

Our Wedding

وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

“Dan diantara tanda-tanda kekuasaannya-Nya ialah diciptakan-Nya
Untukmu pasangan dari jenismu sendiri supaya kamu mendapatkan ketenangan hati
Dan dijadikan-Nya kasih sayang diantara kamu.
Sesungguhnya yang demikian menjadi tanda-tanda kebesaran-Nya bagi
Orang-orang berpikir”
( Ar- Rum : 21 )






Menikah;

Wiwin Tri Kuswandari
(Putri Ketiga Bpk. Suhadi & Ibu Rubingah)

Dengan

Aliyth Prakarsa
(Putra Kedua Bpk. Adik Pertomo & Ibu Tuty Suarty)




Akad nikah ;
Selasa, 20 Juli 2010 | Pukul 09.00 wib
Bertempat di ; Jl. Ki Ajurum RT 01 RW 18 No. 03 Sempu Gedang
Serang Banten




Resepsi;
Selasa, 20 Juli 2010
Pukul 12.00 – selesai
Jl. Ki Ajurum RT 01 RW 18 No. 03 Sempu Gedang, Serang - Banten




MOHON DOA-RESTU

trimakasih mitrakasih

- Aliyth & Wiwin -


Sabtu, Mei 29, 2010

A `till Z (zzzzzzz….)


Aku memulai tulisan ini dengan huruf “A” sekedar mengikuti hukum awal dan keberakhiran, hukum yang kubuat sendiri tanpa premis, tanpa aturan, sekedar saja, sekedar mengikuti irama jemariku pada tombol-tombol dingin keyboard yang telah lama membeku, menantikan kehangatan vibrasi dari ujung jemariku. Menulis..menulis dan terus menulis! Maka kekasih yang bernama linguistik biarlah kali ini kau berdiam saja, simpan kritikmu pada dinding-dinding perskriptif kelu; kontemporer!


Mari kita buktikan saja bentuk akhir dari proses menulisku yang jauh dari bentuk gagasan agung; kreatifitas! Adakalanya manusia, homo sapiens ini diperbolehkan menjajal sesuatu yang baru, lepas dari konsep, jauh dari kontruksi tata bahasa yang telah berabad lamanya terpahat pada prasasti literasi pujangga, bahkan aku yakini (tanpa dasar apapun) para pujangga manapun kiranya pernah mencoba berontak dari kungkungan aturan baku, sekedar kiraku belaka! Pranata mana `kan mendakwaku sebagai pesakitan pada gelanggang mahkamah agung sastra?


Masih ingatkah kita akan sejarah manakala Sang nabi Kesusastraan Nusantara ini pernah menduduki kursi gusar pada pengadilan konyol itu? Atas nama kesucian agama maka tergelarlah dagelan majelis sastra. Seorang pengecutkah yang bersembunyi di balik nama samaran? Atau justru mereka yang berlindung pada benteng perselingkuhan hukum manusia dan keangkuhan hikayat Nabi Tuhan? Ah, sudahlah… biarlah kita nikmati gelar sebagai bangsa pelupa, kaum abai yang telah terkutuk ini.


Silakan saja kalian hitung jumlah monemnya! Bukankah ini forum terbuka, seterbukanya ujaran daftar monem pada bahasa purba sekalipun. Bukankah kelahiran kalimat menimbulkan kehidupan baru? Adakah kelahiran akan menciptakan keniscyaan jumlah berbatas pembaharuan? Salahkah Bunda mengajarkan bahasanya kepada kita? Haruskah manusia mencapai tingkatan pemahaman Bahasa Tuhan? Sampai pada sebuah titik yang mengharuskan kita berujar; me duele la cabeza! ketika kita dipusingkan dengan ujaran penanda amalgam yang tak terpahami?


Mengadulah pada bunda ilmu; filsafat, jika keraguan menyadarkan kita kembali pada masa pedagogic sebagai tanda belum lagi dianggap akil balig. Meraung-raunglah kita setiap kali kita tersadarkan tak mampu mencapai jenjang kognitif karena tingkatan intelektualitas kita belum juga hinggap pada dahan analisis, jauh dari ranting sintesis terlebih tak pernah mengicipi buah evaluasi hanya terpaku pada tatar ingatan, bersandar pada pokok pemahaman tak lagi mampu menerapkan makna P.E.N.D.I.D.I.K.A.N.


Lihat.. lihatlah Maha Guru kita itu! mereka masih terjebak pada variable presage. Buntu pada pojokan pengalaman yang berputar-putar pada lingkup strata sosial, masih juga membedakan kepemilikan jenis kelaminnya masing-masing; penis atau vagina-kah! Padahal mereka sudah lapuk oleh gerogot sunatullah waktu. Terpetakanlah mereka itu dalam kotak-kotak latar belakang jenjang keilmuannya masing-masing sembari menyusun kursi kehormatan, dimulai dari ilmu ubin terus bertingkat serupa piramida maka terlihatlah pada pucuk itu hanya seorang diri bertengger.


Mereka-mereka itu, dari golongan entah manakah datangnya pada beton-beton megah padepokan akademia ini? Seseorang dari kumpulannya maju dan berkoar-koar hingga berbusa mulut dan hidungnya, rangkaian kalimat-kalimat indah mulus meluncur, sebuah agitasi ciri khas tipe pengajaran kaum sophist yang sukses diserap oleh turunan muridnya. Begitu lincahnya mendeskripsikan ratusan definisi, model-model klasifikasi serta selalu berpatokan pada hukum-hukum keilmuan yang telah termahfuzkan. Kemudian dipanggilnya belia-belia akademia ini, ditugasinya para belia untuk menghafal kitab-kitab yang tertulis oleh para sophist pendahulunya, dibebaninya mereka agar meniru apa yang telah dicontohkan dari busa mulut itu, dibekalinya tanggungjawab berupa hipotesis.


Jauh dari kemegahan akademia, seorang renta bertubuh buntal sedikit rambut ikal pada kepalanya dengan jubah sahajanya mengajak berbicara pada setiap orang di alun-alun kota. Mencukili opini-opini pedagang rokok, menguliti petugas penarik karcis pajak dengan rentetan pertanyaan awam, si pengajak bincang mendapati jawaban berupa alasan-alasan beragam hingga tak ada lagi pasokan alasan dari kawan diskusinya. Selepas si pengajak bincang berlalu dengan langkah gontainya dengan selipan rumput di bibirnya, barulah tersadarkan pada puluhan manusia di alun-alun ini manakala dalam benak mereka bergejolak kontradiksi antara keraguan mentalitas bercampur sensasi pengalaman analitik yang sama sekali baru mereka rasakan lewat diskusi singkat itu saja. Tersadarkan bahwa mereka tidak tahu apa yang selama ini mereka anggap sebagai kebenaran yang telah membatu dalam bentuk keyakinan pengalaman. Mengertilah mereka bahwa setiap orang merupakan guru.


Tepat diseberang alun-alun kota, pada sebuah gedung tua yang dahulu bernama gereja negara. Dentang lonceng menandakan bergeliatnya sebuah perdebatan dalam atmosfer khidmat aula beratus lilin yang berkedip genit. Berdiri pada sebuah podium seseorang yang sering kali meneriakan ujaran; Sic et Non! Dia menggoyahkan pondasi keimanan jemaat yang ditampu oleh pundak Petrus, Dia melontarkan isu sensitif; rekontruksi keimanan trinity, mempertanyakan kegunaan sakramen, mengajak ratusan jemaat untuk mengamati kisah jual-beli surat penebusan dosa. Dia yang meninggalkan sisa perdebatan dengan dua pilihan di kolom kegamangan; Sic atau tidak, tanpa upaya perdamaian.


Mari singgahlah sejenak diantara rerimbunan dahan mahoni yang sesekali menggugurkan bunganya yang berkitir, sedikit melawan hukum gravitasi lewat penampangnya, sebuah proses yang kemudian mengilhami kegunaan baling-baling pada moncong pesawat. Hutan hujan tropis ini menyajikan gudang ilmu; flora, fauna, hewan renik, fotosintesis, kekerabatan dalam kerajaan hewani, pola interaksi-organisasi gerombolan semut, kelembaban suhu yang menyuburkan pepakuan, siklus air, kerumitan rantai makanan serta ratusan cabang keilmuan tanpa sekat fakultas.


Bukankah the great university is universe? Mengamati pelajaran suguhan Maha Guru alam, menjadi pengetahuan yang terpatri pada pikiran menggugah init kebijakan diri dengan mengoptimalkan segala berkah indra. Ahh, tak terasa ada beban dari proses belajar ini. Guru alam tak pernah menugasi pekerjaan rumah segalanya diselesaikan disini, hamparan alam pula yang menyajikan jawaban itu, kita tinggal memetiknya.


Ahhh.... sejuknya semilir angin di tepian bukit penuh ilmu ini, dari A berakhir pada Z zzzzzzzzzz..........



-Koelit Ketjil –

Kota S, hari ini adalah Tanggal 29 Bulan Mei masih di Tahun 2010

Jumat, April 30, 2010

Isyarat Hening

Telapak tangan kanannya terkepal menghadap ke depan dengan jempol mengacung, lalu dengan sigap telunjuknya bangkit dari kepalan sementara ibu jari bertemu dengan telunjuk dan jari tengah yang masih tertekuk, lalu kembali telunjuknya bersatu bersama jemari yang lain. Kembali dia melakukan gerakan itu, jemari telunjuk dan tengahnya dari kedua telapak tangannya beradu di depan dadanya sambil berusaha dengan keras memperkenalkan diri, “Nak..meaaa nak..yeaa, akkk..nee” senyumnya mengembang manis sekali.




“Baiklah anak-anak sebagai mana tadi teman baru kalian telah memperkenalkan diri, mari kita sambut kehadiran murid baru ini dengan ciri khas kehangatan kita. Beri ucapan selamat datang pada Ade Hening Tamyiz!” instruksi Bu Melia cepat direspon oleh murid-murid dalam ruang kelas XI C, “Selamat datang Ade!!!” kompak sekali mereka, ada pancaran kebahagian dari senyum Ade atas sambutan hangat yang dia terima.


Ade, namanya panggilannya, singkat saja tapi menjadi sebuah usaha yang cukup sulit bagi si pemilik nama untuk memperkenalkan diri di hadapan teman-teman sekelas di sekolah barunya, lebih sulit lagi bagi puluhan siswa-siswi untuk memahami ucapan teman baru mereka ini. Ade Hening Tamyiz, keterbatasan kemampuan komunikasi yang dimiliki tidak membuat dirinya lantas menjadi minder bertemu dengan siapapun, raut wajahnya yang lugu tapi selalu memancarkan senyum beraura ramah menjadi modal bagi dirinya mudah bergaul meski dengan orang yang baru berkenalan sekalipun.


Ade tak pernah takut berkenalan karena Ade memiliki berkah istimewa berupa kemampuan tamyiz sehingga dia mampu mengetahui kesejatian diri orang yang baru dia kenali, apakah baik atau jahat. Pepatah “dalamnya samudera dapat diterka tapi dalamnya hati seseorang tak dapat diterka” tidak berlaku bagi Ade.


Sekolah Menengah Atas milik Yayasan Putera Bumi Nusantara ini merupakan sekolah kesepuluh sepanjang sejarah pendidikan Ade yang hampir setiap tahun selalu berpindah-pindah dari satu kota ke kota yang lain. Bukan keinginan Ade ataupun perlakuan buruk yang diterima Ade akibat keterbatasan komunikasinya, melainkan tugas orang tuanya yang mengharuskan Ade berpindah dari satu sekolah ke sekolah lainnya hampir setiap tahunnya. Ade tak pernah mendapatkan penjelasan yang rasional dari orang tuanya setiap kali akan berpindah sekolah, akhirnya hal ini menjadi suatu hal yang lumrah bagi Ade jika tiba-tiba dia harus berpindah sekolah, bahkan rekor tercepat mendiami sekolah baru yang pernah Ade alami adalah tak lebih dari dua minggu, tepatnya sembilan hari saja.



Kelahiran Ade yang hening tanpa tangisan awal kehadirannya di dunia ini justru membuat panik bidan yang membantu persalinan ibunya, berbagai upaya telah dilakukan oleh bidan agar bayi berwarna merah muda itu menangis atau setidaknya mengeluarkan sebentuk suara sekecil apapun. Bidan itu telah membersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokan jabang bayi ini, telapak kaki kecil itupun beberpakali ditepuk bahkan gosokan kain kering pada seluruh permukaan kulit lembutnya tidak menunjukkan efek apapun, segala usahanya nihil, Ade tetap hening. Bidan menduga pada saat kehamilan ibunya terkena virus Rubella atau moribili.


Keluarganya paham betul meskipun Ade dalam perkembangannya memiliki keterbatasan berbicara dan mendengar tapi hal itu tidak mereka anggap sebagai aib atau kutukan dari Tuhan tapi lebih kepada berkah tak ternilai karena mereka yakin Ade merupakan anak yang spesial bagi mereka. Tak hanya keheningan tanpa suara tapi raut wajahnya yang terang namun meneduhkan itulah yang membuat kedua orang tuanya menamakan dirinya ‘Hening’, sementara ‘Ade’ tetap disisipkan di awal namanya meskipun Ade anak sulung, sekedar mengingatkan bahwa Ade seharusnya memiliki seorang kakak tapi Tuhan berkehendak lain.


Waktu istirahat pertamanya di sekolah baru ini dihabiskan dengan cara berkenalan pada perpustakaan sekolah. Suasananya sepi hanya satu-dua siswa di perpustakaan ini, sangat kontras kondisinya jika dibandingkan dengan kantin. Perpustakaan selalu menjadi tempat favorit bagi Ade, bukan karena dirinya tidak ingin bersosialisasi dengan teman-temannya tapi memang ketertarikan Ade pada dunia membaca sudah dia minati sejak kecil. Ade masih mengamati suasana perpustakaan yang cukup besar ini, maklum sekolah barunya merupakan sekolah tertua di kota ini bahkan bangunan ini dulunya merupakan bekas gedung perkantoran pemerintahan jaman penjajahan Belanda.


Deretan rak buku dari kayu jati tua dengan ratusan -mungkin ribuan- koleksi buku tersusun rapi, pada bagian tengah ruangan terdapat meja super besar dari dua bilah kayu jati tua. Telapak tangannya meraba permukaan kayu jati yang terasa sejuk dengan pelitur berwarna netral sehingga kesan unik guratan kayu jati jelas terlihat. Motif lingkaran kambiumnya menegaskan kayu ini berasal dari pohon berusia sangat tua terlebih satu bilah papan jati ini berukuran kurang lebih satu setengah meter pada lebarnya dan sekitar lima meter pada panjangnya maka praktis meja berukuran tiga kali lima meter ini hanya terbuat dari dua bilah kayu jati.


Kekaguman Ade yang kedua adalah pada bagian atap ruang perpustakaan yang sedikit menonjol keluar mirip kubah masjid kecil dengan mozaik kaca berwarna merah, biru dan netral bermotif serupa cetakan batik yang menyerap sinar masuk yang jatuh tepat di tengah meja besar jika matahari berada pada titik kulminasi tertinggi pada pukul dua belas siang, pancaran spektrum warnanya begitu indah.



Sebuah buku cukup tebal berjudul ‘Laut Biru, Langit Biru’ menjadi pilihan Ade. Raut wajahnya menandakan keceriaan ketika menemukan buku itu, ini pertemuan kedua antara Ade dengan buku ini setelah pertemuan pertamanya pada perpustakaan sekolah terdahulu yang hanya kurang dari dua minggu dia singgahi. Perpustakaan pada sekolah-sekolah lainnya tidak terdapat buku itu pada deretan raknya. Ketertarikan Ade pada karya sastra mulai terlihat ketika di bangku Sekolah Menengah Pertama, bermula dari tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia membuat resensi kumpulan cerpen Nh Dini.


Ade langsung jatuh hati dengan gaya penulisan Nh Dini ketika membaca “Tuileries”. Imajinasi Ade menghantarkan dirinya seolah berada di tengah-tengah taman indah Kota Paris itu, penggambaran suasana taman oeh penulis membuat begitu terasa atmosfer adem, sejuk dan cericit burung serta kesegaran air mancur yang berasal dari Sungai Seine. Kali ini Ade disapa kembali oleh Nh Dini lewat buku yang dibacanya, pada halaman 337 terdapat sebuah fragmen berjudul “Pada Sebuah Kapal” karya Nh Dini yang menjadi salah satu bagian pada buku kumpulan karya sastra penulis-penulis handal lainnya seperti; HB. Jassin, Mochtar Lubis, Subagio Sastrowardojo, A.A Navis, Umar Kayam, Rendra dan masih banyak lagi penulis-penulis besar lainnya, semuanya tersaji pada buku ini; ‘Laut Biru, Langit Biru’.


Hari pertamanya di sekolah baru dilewati tanpa ada kesan yang begitu kuat, kondisi yang kerap dia rasakan di sekolah lain yang pernah dihinggapi ketika awal-awal kehadirannya. Hari kedua di sekolah ini, Ade mendapatkan sebuah kejutan berharga! Ade tidak memperhatikan awal kehadiran murid yang berdiri di depan kelas. Ade masih sibuk menulis sepenggal tulisan pada buku jurnal perjalanan hidupnya, jika Ade tengah larut dengan tulisannya terkadang Ade melepaskan alat bantu pendengarannya, dia ingin kembali pada kondisi sejati dirinya, hening.


Teman,
Bisakah kau meminta pada Tuhan yang kerap kau sebut gembala itu untuk menghadirkan dirimu di titik yang sama pada kordinat yang sama dimana kali ini aku tepat berada?
Jika bisa, pintakan segera!
Sekarang
Saat ini juga!!
Maka aku akan menyambutnya dengan penghayatan ’amien’ku yang terdalam


Ade menghentikan gores pena itu dari jurnalnya, pandangan matanya bertemu pada binar mata yang dia kenali, lentik bulu mata dan garis lengkung alis nyaris sempurna yang kerap dia pandangi itu kini ada dihadapannya. Doa lewat gores pena pada jurnal itu dikabulkan oleh Tuhannya dan Gembala sahabatnya. Sontak dia berdiri menatap tajam kearah murid yang berdiri di depan kelas, lalu menengadahkan kepalanya seperti merapal sepotong mantram dengan takzim.


Brenda, siswi itu hanya tersenyum menahan tawa kecilnya seraya membuat sebuah bahasa isyarat dengan kedua tangannya, jari telunjuk kanannya mengait pada jari telunjuk dan jari tengah tangan kirinya yang berada diatas dari posisi telapak tangan kirinya; T.E.M.A.N.



Ade membalasnya dengan gerakan sigapnya, jemari tangan kanannya tergenggam di depan dadanya hanya jari telunjuk yang berdiri lalu membuat gerakan melingkar sambil menutupkan jari telunjuknya: A.B.A.D.I.





-Koelit Ketjil-
Kota S, 29-30 April 2010. [22.20 – 01.31]

...semoga bisa bersambung...



Jumat, April 02, 2010

Memantapkan Hati

Bismillah... Romo-Bunda
`kan ku boyong seorang putri
persembahan puteramu ini
cenderamata hari tua


Bismillah... Bapak-Ibu
saksikan ini calon mantu
Dengan sisa keberanian dan mimpi masa depan
Kulamar putrimu, ijinkanlah


Bismillah... Kekasihku
Kupinang Engkau dengan caraku
Disaksikan mimpi masa depan gambaran kita
Disokong oleh kepingan jalinan memori cinta


Bismillah... Wahai Leluhur kami
Keturunanmu dari sisa kejayaan masa silam
Hamba hanya mampu menghibur dengan cara kusam
Berkahi kami penerus generasimu ini


Bismillah... Ya Rahman.. Ya Rahim
Bukakan sepotong surga suci
Percikkan jaminan halal masa depan kami
Amin Ya Rabbal 'Alalmin


Koelit ketjil
Kota S, 2 Mei 2010

Jumat, Maret 26, 2010

Kabar kematian

”Assalamualaikum warrahmatullahiii wabarakattuuuuh… Innalillahi wainna lillahi rojiiuunnn…. Innalillahi wainna lillahi rojiiuunnn….” Suara khas itu berkumandang lewat pengeras suara Langgar Syaban, memecah kesunyian dini hari serta membangunkan nyenyak tidur warga kampung Cijuru. Siapapun dan dalam kondisi terlelap bagaimanapun pasti akan terbangun tiba-tiba, menunggu dan berharap cemas semoga asal suara yang berkumandang dari Langgar Syaban yang terletak di ujung barat kampung ini tidak menyampaikan kabar kematian nama keluarga, kerabat atau orang terdekat mereka.

”Telah berpulang ke rahmatullah saudara kita yang bernama Syahru Muadzin Khairul Rizal bin Ahmad Zaelani. Hari ini pada pukul kosong satu lewat delapan belas menit. Sekali lagi... Innalillahi wainna lillahi rojiiuunnn…. Telah berpulang ke rahmatullah saudara kita yang bernama Syahru Muadzin Khairul Rizal bin Ahmad Zaelani. Hari ini pukul kosong satu lewat delapan belas menit....” kabar kematian itu tidaklah lengkap seperti biasanya kami dengar jika tersiar kabar kematian lewat pengeras Langgar kampung ini.

Aku memaksakan diri untuk bangun dari tempat tidurku, kulihat penunjuk waktu pada telepon genggamku, pukul dua tepat dini hari. Rupanya memang sedang padam listrik, meskipun baru terbangun dengan separuh kesadaranku tapi aku yakin sebelum memejamkan mataku, saklar lampu kamar tidak kumatikan. Novel Epitaph karya seorang kawan masih tergeletak di sebelah bantalku, pertanda aku tertidur saat membaca novel itu.

Dibantu penerangan ala kadarnya dari sinar telepon genggam, aku bergerak sempoyongan menuju rak buku mencari-cari senter, kepalaku serasa dihantam mobil truk setiap kali harus terbangun dalam keadaan terkejut,. Ahh, sial betul! Mengapa selalu sulit mencari benda yang dibutuhkan, seolah-olah raib ditelan bumi atau disembunyikan jin, seingatku senter berwarna kuning itu selalu ada diantara sela-sela buku.

Kubasuh terlebih dahulu wajah mengantuk ini, setidaknya air segar dini hari ini dapat mengembalikan kesadaranku secara penuh dan dapat memangil kembali potongan-potongan ruh ku yang masih melayang-layang di gerbang mimpi. Segelas air putih tandas kutenggak. Sudah sepekan ini kampung kami harus merasakan kembali mundur pada jaman sebelum bola lampu listrik ditemukan oleh Thomas Alfa Edisson. Pemadaman listrik bergilir yang disebabkan kurangnya pasokan energi untuk wilayah pulau Jawa ini sangat merepotkan sekali.

Pancaran sinar lampu senter tidak memuaskan daya penglihatanku, kali ini aku kesulitan mencari lampu tempel, baru kemarin malam kugunakan, sekarang aku harus mengobrak-abrik seisi rumah kecil ini, entah jin dari golongan mana yang gemar sekali menyembunyikan barang terpenting yang harus digunakan saat ini juga!

Lampu tempel sudah kutemukan, aku masih terduduk di bangku bambu ruang makan sambil mengingat-ingat petikan berita kematian tadi. Syahru Muadzin Khairul Rizal bin Ahmad Zaelani, tiga kali kuulangi nama almarhum yang baru saja diumumkan oleh Pak Iing, merbot tua pengurus langgar kampung. Seingatku tidak ada nama Syahru Muadzin Khairul Rizal atau Ahmad Zaelani di kampung yang hanya berjumlah dua ratus tiga puluh jiwa ini.

Sinar lampu senter dalam genggamanku meredup perlahan dan akhirnya padam, kupukul-pukul gagangnya sedetik menyala lalu tak menunjukkan lagi sisa energi dari battere kering seukuran jari kelingking ini. Lagi-lagi sial! Belum sempat kunyalakan lampu tempel tadi kini aku harus gerayangan meraba-raba permukaan dinding dan memaksimalkan sensitifitas telapak kakiku menuntun menuju kamar tidurku. Kali ini aku kesulitan tanpa setitikpun panduan cahaya untuk mencari korek api meskipun aku ingat betul letak terakhir korek itu, pasti tak jauh dari bungkus rokok, tidak diragukan lagi berada disebelah asbak yang tergolek di meja bacaku.

Aku tertawa geli sendiri mengingat lelucon teka-teki kawanku; ”Kalau sedang padam listrik dan di hadapan kalian ada lilin, lampu tempel, korek api dan petromak, maka yang terlebih dahulu kalian nyalakan yang mana?” seorang kawanku yang terpancing jebakan dengan sigap menjawab, ”lilin!” sudah keras, sok yakin, masih salah pula. Pertanyaan konyol macam apa itu? Aku hanya menyunggingkan senyumku sambil menjawab datar ketika si penanya menantangku untuk menjawab, sudah pasti korek api terlebih dulu yang harus dinyalakan! Untuk kasusku kali ini korek api yang terakhir kali harus kucari.

Lama kuperhatikan kerlip ujung mata api dari lampu tempel sembari mengingat-ingat lagi nama-nama warga Cijuru. Rumah paling barat pinggir sungai batas kampung dihuni oleh Pak Ahwan beserta istrinya dan tiga anaknya yang masih kecil; Marni, Rani dan Ridwan. Lalu kemudian Pakde Tukijan seorang diri, disusul Aswandi dan kakak perempuannya terus hingga pemilik rumah di batas kampung sebelah timur. Ahh, mungkin almarhum merupakan kerabat dari warga kampung yang akan dikebumikan di tanah wakaf pekuburan kampung kami, lagi pula tadi Pak Iing memberikan informasi tidak lengkap kabar kematian itu.

Warga kampung selalu merindu suara khas Pak Iing yang syahdu, empuk dan panjang tanpa tergangu helaan nafas jika setiap kali mengumandangkan adzan pertanda masuk waktu shalat, getaran suaranya yang mendamaikan itu tak akan mampu terkalahkan oleh godaan setan yang mengajak warga agar absen beribadah tapi jangan harap warga menanti-nanti suara khas Pak Iing jika diluar waktu shalat seperti selepas isya atau sebelum masuk waktu subuh, dapat dipastikan jika bergaung pengeras suara dari langgar maka tersiarlah kabar kematian di seantoro kampung Cijuru.

Merbot tua itu tergolong pendatang baru meskipun sudah puluhan tahun tinggal di kampung kami. Konon menurut cerita Kakek, awal kedatangannya disini karena Iing kecil yang yatim-piatu itu diasuh oleh almarhum Kyai Mahdum, sesepuh kampung kami. Pak Iing sejak remaja selalu aktif mengurusi kebersihan dan keperluan langgar ini, bukan karena Kyai Mahdum sebagai pendiri langgar diatas tanah miliknya yang diwakafkan tapi karena didikan agama yang didapatkan langsung dari Kyai Mahdum yang begitu sayang terhadap Pak Iing sejak kecil.

Warga kampung tak pernah mendengar suara kesedihan mendalam yang pernah keluar dari mulut Pak Iing selama dia menyiarkan kabar kematian selain ketika harus mengabarkan kematian Kyai Mahdum, ayah angkatnya. Sontak seluruh warga kampung menangis begitu mendengar kabar itu, bukan karena suara Pak Iing muda yang begitu menyayat hati melainkan rasa kehilangan atas sosok sesepuh karismatik Kampung Cijuru. Pak Iing sejak saat itu kembali menjalani hidup sendiri lagi. Keperluan hidupnya didapatkan dari sepetak sawah kecil peninggalan Kyai Mahdum yang dipercayakan pada dirinya dan pemberian makanan ikhlas dari warga kampung jika belum tiba masa panen.

Kenapa pula tiba-tiba aku jadi teringat Pak Iing selepas shalat malam ini? Memang sudah tiga hari ini Pak Iing terlihat sakit-sakitan tapi meski demikian dia selalu menjadi muadzin dan memimpin shalat lima waktu karena memang langgar kami terletak pada pekarang rumah peninggalan almarhum Kyai Mahdum yang jaraknya hanya beberapa belas meter saja.

Masih berbalut sarung, aku melanjutkan membaca novel yang judulnya mengambil istilah dari tulisan pada batu nisan; Epitaph. Kabar kematian...lagi-lagi kabar kematian! Hujan deras dini hari menjelang subuh dan tanpa penerangan listrik ini begitu syahdu menganyam kabar kematian.

Hujan deras datang lagi, o betapa nikmatnya kembali menarik selimut hangat, melingkarkan tubuhku dan tidur lelap hingga siang hari tapi itu hanya impian belaka karena selepas subuh nanti aku sudah harus pergi kerja. Sudah pukul lima lewat sepuluh, seharusnya sudah masuk waktu shalat subuh tapi belum kudengar suara Pak Iing mengumandangkan adzan. Ah, Betapa bodohnya aku! Lampu tempelku masih menyala, bukankah itu pertanda yang nyata bahwa listrik belum menyala?

Kutimang-timang helmku, mesin motor sudah menyala menunggu panas yang cukup, membiarkan oli melumasi sela-sela mesin. Berangkat...Tidak... Berangkat... Tidak... Berangkat!! Pakaian kerja masih terlipat rapi di dalam tas ranselku, lebih baik kukenakan kaos dan celana pendek lalu jas hujan agar tidak basah kuyup di kantor nanti, hujan masih juga belum menandakan akan reda. Aku pun menerobos keheningan subuh hari terguyur hujan lebat.

Melintasi depan Langgar kulihat sosok tubuh menunduk Pak Iing keluar dari langgar, kutekan tombol klaksonku sebagai tanda sapaan. Langgar sepi sekali, biasanya selepas subuh masih ada beberapa orang membaca kitab suci atau sekedar ngobrol-ngobrol di depan langgar hingga matahari memancarkan sinarnya, subuh ini terlihat lengang mungkin karena hujan lebat pikirku.

Telepon genggamku berdering, kutenggak minuman fruit tea langsung dari botolnya untuk mendorong nasi dan lauk makan siang yang masih menyangkut di sepanjang tenggorokanku. Telepon genggamku terjatuh dari tanganku, badanku melemas, shock luar biasa begitu aku mendengar kabar dari lawan bicara via telepon genggamku. Aku memerlukan bersandar pada kursi dan menghisap rokok untuk menenangkan diri.

Pikiranku mengaitkan keping-keping puzzle misteri dini hari tadi. Lalu siapa yang mengumumkan kabar kematian itu? Pengeras suara langgar kampung itu, bukankah semalam hingga pagi tadi listrik masih padam di kampung kami?! Jadi yang kusapa lewat klakson selepas subuh tadi siapa orangnya?! Wandi baru saja mengabarkan bahwa Pak Iing ditemukan telah meninggal dunia setelah warga mendatangi rumah peninggalan Kyai Mahdum karena Pak Iing tidak mengumandangan adzan dhuhur. Selepas ashar seluruh warga kampung mengumandangkan adzan perpisahan dari lubang kubur muadzin kampung kami.

Syahru Muadzin Khairul Rizal, mengabarkan kematian dirinya sendiri....


-Koelit ketjil-
Kota S, 20 Maret 2010, pukul dua-tiga dini hari
(berharap pengeras suara mushola kampungku tak berbunyi)