Tiga puluh menit dua puluh tiga detik!
Tarianku terhenti diantara huruf alfabetik
Terpaku oleh kata, terpasung pada semantik
Bunga ide kembali kuncup kala realita bertahta
Binasa sudah gelora semangat tandas tanpa sisa
Serupa ketombe! Ada ”M”, ada juga ”P”, ”G”, ”R”, ”W”, ”S”, ”Z”
Akan kuapakan konsonan ini!
Bahkan ”Z” jarang sekali kugunakan
Lantas mengapa harus kucari padanan kata?
Berpikir keras untuk mencari rima
Sialan! Untuk apa??
“apa yang berharga dari puisiku // kalau ibu dijiret utang?” *
Masih kupandangi mereka yang terserak
Akan kuapakan mereka?
Bisakah kumpulan alfabetik tak berbentuk ini kutukar beras?
Atau berubah wujud menjadi nikotin dan kafein?
Kupunguti mereka yang terserak
Kusebar kala angin bergemuruh
Melayang bebas serupa gerombolan virus
Virus alfabetik!
- Desa Kaloran Hajah Zaenab, 15 Maret 2009-
* setelah kucari-cari bukunya, secara lengkap kuhadirkan puisi Wiji Thukul;
Apa yang berharga dari puisiku
Apa yang berharga dari puisiku
Kalau adikku tak berangkat sekolah
Karena belum membayar SPP
Apa yang berharga dari puisiku
Kalau becak bapakku tiba-tiba rusak
Jika nasi harus dibeli dengan uang
Jika kami harus makan
Dan jika yang dimakan tidak ada?
Apa yang berharga dari puisiku
Kalau bapak bertengkar dengan ibu
Ibu menyalahkan bapak
Padahal becak-becak terus terdesak oleh bis kota
Kalau bis kota lebih murah siapa yang salah?
Apa yang berharga dari puisiku
Kalau ibu dijiret utang?
Apa yang berharga dari puisiku
Kalau tetangga dijiret utang?
Apa yang berharga dari puisiku
Kalau kami terdesak mendirikan rumah
Ditanah-tanah pinggir selokan
Sementara harga tanah semakin mahal
Kami tak mampu membeli
Salah siapa kami tak mampu beli tanah?
Apa yang berharga dari puisiku
Kalau orang sakit mati dirumah
Karena rumah sakit yang mahal?
Apa yang berharga dari puisiku
Yang kutulis makan waktu berbulan-buan
Apa yang bisa kuberikan dalam kemiskinan
Yang menjiret kami?
Apa yang telah kuberikan
Kalau penonton baca puisi memberi keplokan
Apa yang telah kuberikan
Apa yang telah kuberikan?
Semarang, 6 Maret 86
Kali ini kugunakan ”Z”
Zzzz..............zzz...
Zzzzzzzzz......... zzz...
zzz... zzz... zzz...
Zzzzzzzzz......... zzz...
Zzzzzzzzz......... zzz...
............zzzzzz.................
Wake up! Sun shining bright!!!
Hhhoooaammmm…nyemm…nyemmm….
“Ah! Celanaku basah!!!”
Senyum mengembang, mengambil shampoo
Hhhoooaammmm…nyemm…nyemmm….
………………
- Desa Kaloran Hajah Zaenab, 15 Maret 2009-
Wiji Thukul!!
BalasHapushhh...
Hihihi... mungkin puisi itu ada supaya huruf2 bisa dirangkai (^^,) Klo ndak ga ada kerjaan huruf2 itu, kan kasian, udh bnyk pengangguran klo huruf2 juga nganggur? Wadow!
BalasHapusbetul juga ya G..kasian tuh huruf2 tdk dikaryakan
BalasHapusklo gtu nti klo lg gak ad kerjaan ku rangkai2 deh.
ato kita usulkan kepada Menteri tenaga kerja: dlm rangka mengurangi tingginya tingkat pengangguran kita canangkan gerakan nasional merangkai huruf-huruf!!!
hehehehe
Mantap gan :)
BalasHapusAgen Bola
Agen Poker
Agen Sbobet
Agen Judi Bola
Bandar Bola
Situs Taruhan Bola
Website Taruhan
Website Taruhan
Agen Bola
Agen Poker
Bandar Poker
Bandar Bola