Minggu, Juni 29, 2008

SATU MEMOAR BARENG QITING





Waktu itu (07-06-2008), Jogja sedang tenggelam dalam pesta pora kebudayaan dengan sangat meriah, setelah menjemput seorang kawan yang berambut ikal (tapi rambut ditutupi sejenis penutup kepala yang hampir mirip dg penutup kelamin gitu deh, makanya tingkat ke-ikal-annya juga gak jauh beda!).
Setelah lama menunggu rombongan pawai Pembukaan Festival Kebudayaan Yogyakarta, AKHIRNYA DATANG JUGA! yang ditunggu-tungu, dari kejauhan sudah terengar gegap gempita suara drum band dan musik-musik akustik asik. kawanku sudah tidak sabar menunggu karena dia bilang bahwa akan ada perform dari pantomimer senior jogja; JEMEK SAPARDI sepanjang rute pawai.
Alangkah terkejutnya kami ketika melihat ada defile dari kelompok KEPOLISIAN dan berada paling depan lagi! lengkapp dengan kostum anti huru-hara! bahkan mereka memperagakan sejenis TARIAN MENGAHADAPI DEMONSTRAN. Cukup provokatif....
Kawanku berambut ikal ini mulai berkicau... "mana kebudayaannya kalo pawai pembukaan festival KEBUDAYAAN yogyakarta aja dikawal oleh Polisi? gimana ini!" lantang, ngawur dan parahnya lagi PAS DISAMPING ROMBONGAN POLISI INI.
aku cuma bisa komentar; "justru itu Bung, Republik kita ini menganggap bahwa Kesenian dan Kebudayaan harus dilindungi, maka mereka menerjunkan alat perlindungan Republik ini"
Qiting masih gak rela "Iya, tapi kan itu kostumnya gak cocok, itu untuk perang. ini acara kebudayaan Bung!"
Ah Qiting ini masih belum paham juga, bahwa di Republik ini semua orang boleh ambil bagian dalam acara kebudayaan, mereka juga berhak. Apa yang kau harapakan dari kostum mereka? pake pakaian adat jawa, adat kalimantan? atau kamu mau membayangkan mereka pake pakaian adat Papua tapi juga menggunakan helm, pentungan dan perisai? kostum mereka yang ada cuma itu saja Bung!
Qiting masih berceloteh; "Kalau mau ikut ambil bagiankan cukup mengamankan disekitar saja, misalnya melancarkan lalulintas gitu! gak usah ikut pawailah!, ini sama saja Kebudayaan Yogyakarta sudah dikuasai oleh Aparat, Bung!"
Tanganku mengarah kedepan lagi dari rombongan defile Aparat tadi, "coba kamu lihat didepan itu Bung, yang menjadi komandan defile mereka adalah Pak Jemek, jadi mereka itu ank buahnya Pantomimer atau jangan-jangan dibalik baju perang itu ternyata Seniman-seniman Pantomime dari Komunitas Seni Pantomime Poltabes"
Qiting cuma bilang...."ENDOKKK MUU!!!"... khas banget ya?
dibelakang defile Aparat, harapan Qiting kembali muncul. Ada pasukan PRAMUKA!
Qiting berteriak lantang lagi "INI....INI... INDONESIA MASIH ADA HARAPAN, BUNG!, AYO PEMUDA HARAPAN BANGSA TEGAPKAN LANGKAHMU, JANGAN LOYO, KAMU LEBIH BERHARGA DARI MEREKA DIDEPANMU ITU!!! SEMANGAT!"
Aku sentuh bahu Qiting yang sedang bersemangat, dia menoleh, kubilang; "coba kau tanya pada harapan Indonesia mu itu, apakah cita-cita mereka kelak dikemudian hari? aku berani bertaruh hampir 805 dari Pramuka itu bercita-cita menjadi Pasukan didepannya tadi"
lagi -lagi Qiting cuma berkomentar; "ENDDOOKKK MUUU"... khas banget ya
dia gak tahu, banyak anak Indonesia di Republik ini bercita-cita menjadi seperti mereka.
termasuk...................................................

aku tahu komentar khas mu Ting!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

apa yang ada dikepalamu? apa yang menyumbat tenggorokanmu? apa yg membekukan jari-jarimu?... LONTARKAN!!