Dari Popok Hingga Kain Kafan
(meminjam kalimat yang ditulis Pram dalam “Jejak Langkah”)
Tidak hanya karena detik ini,
Paduan nafas, akselerasi pacuan jantung
Memompa darah pada rongga arteri
Kemudian realita memahat dan memberi warna
Tapi tetap tekadku
Dari popok hingga kain kafan....
Aku harus tetap berjuang
Aku harus tetap berpikir
Aku harus tetap hidup
Menjadikan raga balutan tanah ini
Terlepas dari segala bentuk penindasan
Bahkan dari balik topeng cinta sekalipun!
Dari popok hingga kain kafan....
Kedamaian harus tetap menang
- satu pojok jogja, Kajor 18/01/04 -
(foto perform Pantomime Iwan Asdrafi)
Aceh tenggelam oleh tsunami
Jogja tenggelam dalam khusuk doa-doa
Aceh tunggang langgang lari selamatkan diri
Jogja rasakan pedihmu dalam jalan nestapa ini
Aceh menanggung derita ribuan jiwa melayang
dari jogja lembar putih ini ku pikul berisi nama-namamu yang telah damai
Aceh berduka.... Jogja berdoa sobat
- Malam Kirim Doa Untuk Aceh: Kolaborasi Temen2 Teater, Seniman, LSM, Paguyuban Lintas Agama Jogjakarta (11/01/05) -
Londo dadi Sembodro, Aku dadi Srikandi
( Pentas Teater Keliling Komunitas Seko Nol dalam rangka International Aids Day, Ganjuran 05/12/06)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
apa yang ada dikepalamu? apa yang menyumbat tenggorokanmu? apa yg membekukan jari-jarimu?... LONTARKAN!!