Minggu, Juni 08, 2008

Posisi Sisi Puisi


Masalah Menara Babil

ayam
di Tanjungpinang, berkokok
ayam
di Magelang, kluruk
ayam
di Sumedang, kongkorongok
ayam
di Amurang, bakuku
ayam
di Nanking, kukuyu
ayam
di Oxford, crow
ayam di Nijmegen, kraaen
ayam
di Bonn, krahen
ayam
di Cordoba, cacareo
ayam
di Montpellier, chant di coq

ayamnya sama
kuping manusia yang salah urus

-Remy Silado, Bandung 1974-

(hahaha...manusia...manusia... Gak cuma tentang ayam tapi juga tentang Agama, perspeltifnya pasti beda-beda)




Pemusik yang Cair Menjadi Simponi

Jemarinya semula menari lincah pada dawai

sesaat kemudian lumpuh tak bergerak

Gitarnya semula dari ruang resonansi keluarkan melodi melankolik

sesaat kemudian menguap kala dentingnya menggema

Partitur lagunya semula tunjukan panduan tangga nada

sesaat kemudian hablur kala musik ambil kendali

Telinga kami semula tajam

sesaat kemudian tuli.... kala pemusik cair menjadi simponi

(jogjakarta, 8/06/08)





JANGAN ADA LAGI PEREMPUAN

YANG BERAKHIR DI TEMPAT SAMPAH SEBAGAI KORBAN !!!

Hari ini Mbok Nah belum juga melihat Bunga kecil

tapi matahari sudah berayun di ufuk barat

Malam ini Mbok Nah belum juga bisa tidur

tapi mentari sudah siap dengan sinarnya

Pagi ini Mbok Nah belum juga menyentuh sego lauk tempe

tapi lalat-lalat sudah berebutan di piring kaleng itu

Siang ini Mbok Nah belum juga mau berangkat ke sungai

tapi baju kecil Bunga kecil belum ada yang bersih

Sore ini Mbok Nah paksakan diri menuju sungai

di balik ilalang diantara tumpukan sampah lalat-lalat membisiki Mbok Nah

.... oooo aaaalllllaaaaaahhhh.... Nduk..... nduk..... Gusti..... Gustiiiiiiiiiiiiiiiiiiii

(jogjakarta, 8/06/08)





1 komentar:

  1. Ketika perempuan itu patah karena semangatnya, namun kegarangannya tetaplah yang pertama di dunia.

    BalasHapus

apa yang ada dikepalamu? apa yang menyumbat tenggorokanmu? apa yg membekukan jari-jarimu?... LONTARKAN!!